Rapat Akbar Syarikat Islam di Surabaya
Rapat Akbar
Syarikat Islam merupakan kelanjutan dari proses penyerahan kepemimpinan
Syarikat Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi sejajk 1324 kepada Oemar Said
Tjokrominoto. Rapat tersebut menghasilkan keputusan didirikannya Central
Syarikat Islam (CSI di Surabaya, Yogyakarta, Bandung). Rapat tersebut juga
merupaka bentuk protes terhadap peringatan seratus tahun kerajaan protestan
Belanda, yang menarik dana dari rakyat Indonesia yang masih dijajah. Untuk itu,
Oemar Said Tjokrominoto menjadikan Syarikat Islam sebagai organisasi politik.
Karena penderitaan yang diderita oleh rakyat wajib dijawab dengan gerakan
politik dengan tuntutan mendirikan pemerintahan sendiri yakni Indonesia merdeka.
Congres Central Syarikat Islam
Congres
Central Syarikat Islam adalah sebuah kongres yang diadakan di Surabaya pada
1331 H/ 1913 M. Kongres tersebut
menghasilkan keputusan pembaharuan organisasi Syarikat Islam di mana CSI bukan
lagi hanya sebagai organisasi lokal Surakarta namun juga sebagai organisasi
terbuka yang menjangkau seluruh wilayah nusantara dengan menggunakan istilah
‘Hindia Timoer’. Keputusan kongres lainnya adalah dengan menjadikan daerah
Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung sebagai pusat pembangkit kesadaran nasional.
Di mana hal tersebut dibina oleh beberapa tokoh yaitu Oemar Said Tjokrominoto
yang dibantu oleh H. Agus Salim, Abdul Muis, W. Wondoamiseno, Sosrokardono, dan
Soerjopranoto.
National Congres Central Syarikat Islam
Keputusan kongres
di Surabaya tersebut tentu mengancam eskistensi pemerintah kolonial Belanda.
Oleh karena itu, dibentuklah gerakan tandingan Syarekat Islam yang dipercayakan
kepada Budi Utomo. Di mana Budi Utomo kemudian mengadakan ‘Algemene
Vergadering’ di Bandung untuk tujuan Djawanisme. Tentunya hal ini sangat
bertentangan dengan cita-cita Syarikat Islam yang menginginkan nasionalisme. Salah
seorang tokoh Syarikat Islam Abdul Muis mengkritisi tindakan Budi Utomo
tersebut. Namun Budi Utomo tetap pada jawanismenya. Untuk mencegah menyebarnya
paham jawanisme Budi Utomo, Syarikat Islam memutuskan mengadakan National
Congres Central Syarikat Islam pertama di Bandung. Bertempat di Gedung
Concordia / Gedung Merdeka di jalan Asia Afrika. Tujuan diadakannya kongres ini
bertujuan untuk mempelopori sosialisasi istilah nasional, juga mempelopori
menuntut Indonesia Merdeka dengan istilah pemerintah sendiri (Zelf Bestuur) pada 17 – 24 Juni 1916 M.
Di mana dalam pelaksanaanya lebih meriah daripada ‘Algemene Vergadering’ yang juga diadakan oleh
Budi Utomo sebelumnya di Bandung.
Pada Ahad, 18
Juni 1916 M, diadakan juga pawai besar yang berlangsung damai. Saat itu
Syarikat Islamlah yang mempelopori nasionalisasi yang disertai dengan
penyelenggaran berbagai acara seperti pameran, pawai, dan rapat akbar. Di mana
dalam rapatnya, Oemar Said Tjokrominoto menyampaikan pidatonya dengan
menggunakan bahasa melayu, berbeda dengan Budi Utomo dalam ‘Algemene Vergadering’ yang menggunakan
bahasa Jawa dan Belanda dalam kegiatannya. Selain itu, pelarangan menggunakan
bahasa Belanda oleh para kolonial terhadap para ulama, santri, dan umat
dipandang sebagai bentuk pembodohan dan menimbulkan inferiority complex (rasa tidak rendah diri) yang berujung pada
upaya Belanda untuk melanggengkan bentuk kolonialisasinya.
Hal ini
mendapat pertentangan dari Oemar Said Tjokrominoto. Dalam pidatonya,
Tjokrominato menyampaikan beberapa tuntutan yaitu, tidak akan ada lagi
perundang-undangan yang dibuat tanpa mengikutsertakan pihak rakyat di mana
rakyat diperintah tanpa adanya persetujuan pihak rakyat. Dalam pidatonya,
Tjokrominoto juga menambahkan bahwa dirinya bukanlah gambaran Ratu Adil
sebagaimana yang diramalkan oleh Jangka
Jayabaya. Tapi merupakan interpretasi dari keinginan nasionalisme dan
tuntutan pemerintahan sendiri.
0 komentar:
Terimakasih... Semoga bermanfaat :)