Oleh : Ridwan Akbar HI 5A
Air
itu tak kenal lelah, diketinggian apapun ia berada. Air juga tak pernah
berhenti, sebesar apapun dinding yang menghadang. Jika lurus tidak bisa, maka
ia akan berbelok. Jika belok tidak bisa, maka ia akan mencari celah ke
atas/bawah. Jika tidak bisa juga, air akan mendobrak dengan arus yang besar.
Air begitu kokoh, karena air tidak pernah kehilangan harapan.
Laiknya
air dengan semangatnya yang luar biasa, aktivis dakwah juga perlu meneladani
pergerakan air. Aktivis dakwah dengan prestasi segudang itu wajar. Aktivis
dakwah cenderung bisa memposisikan dirinya dengan kegiatan yang bermanfaat,
disaat teman sebayanya “sibuk bersenang-senang”. Aktivis dakwah punya kesabaran
yang panjang, karena orientasi mereka ialah janji allah. Kita bisa meneladani
karakter air pada kisah Umar bin Abdul Azis.
Mujahid
berkata,”Umar bin Abdul Azis berkata kepadaku,”Apa yang dikatakan orang-orang
tentangku?” Aku berkata,”Mereka mengatakan bahwa anda terkena sihir.”Dia
berkata,”Aku tidak terkena sihir, sesungguhnya aku tahu saat diberi minuman
beracun.” Sang khalifah kemudian memanggil budaknya lantas berkata
kepadanya,”Celakalah kamu! Apa yang membuatmu tega memberikan minuman beracun
kepadaku?” Sang budak menjawab,” Aku mendapat seribu dinar dan dimerdekakan.”
Dia berkata,”mana uang itu” Budak itu datang mengambil dan memberikan uang
tersebut, kemudian Umar bin Abdul Azis menaruhnya diBaitul Mal. Selanjutnya
Umar berkata,”pergilah kamu ke tempat yang sekiranya tidak diketahui oleh
seorang pun.
Begitulah
kebajikan khalifah Umar bin Abdul Azis dipenghujung hidupnya. Tidak hanya
memaafkan budaknya, sang khalifah masih memikirkan nasib budaknya. Karena Air, aktivis
dakwah, dan Umar bin Abdul Azis ialah sumber kehidupan. Tidak gentar ketika
dihina, tidak mudah terbuai ketika mendapat pujian. Menjadi sumber inspirasi
bagi motivasi kehidupan. Memberi, memberi, dan terus memberi.
0 komentar:
Terimakasih... Semoga bermanfaat :)