• Featured 1
  • Featured 2
  • Featured 3
  • Latest Posts

    Selasa, 09 September 2014

    buletin edisi 8

    JAKARTA - Orientasi pengenalan kampus (ospek) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, menuai kontroversi setelah foto spanduk kegiatan tersebut tersebar di media jejaring sosial, Facebook. Pasalnya, tema kegiatan cukup ekstrim yakni "Tuhan Membusuk; Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan". 

    Tolak Kontroversi, UIN Jakarta Gelar Ospek Simpatik
    Baca: Ospek UIN Sunan Ampel Menuai Kontroversi

    Sontak, foto tersebut dikomentari banyak pihak. Tidak sedikit pula yang menyamaratakan para mahasiswa UIN sebagai anak-anak muda liberal. Bahkan, kasus ini bergulir ke kepolisian meskipun Rektor UIN Sunan Ampel Abd A'la sudah meminta maaf ke publik dan para mahasiswa pembuat tema mengklarifikasi maksud mereka. 

    Baca: Ospek "Tuhan Membusuk", Rektor UIN Surabaya Minta Maaf
    Nyatanya, tidak semua mahasiswa UIN seliberal predikat tersebut. Inilah yang coba dibuktikan oleh salah seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Hendri Satrio. Dalam akun Facebook-nya, Hendri mengunggah foto kegiatan ospek Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah yang memakai pendekatan simpatik. Kegiatan ospek mereka dinamai Orientasi Pengenalan Akademik (Opak).

    Dalam foto tersebut terpampang back drop di panggung bertuliskan tema "Opak Membangun Karakter Bangsa Melalui Pengembangan Keislaman dan Ke-Indonesiaan". Sementara di bagian bawah panggung, tampak para mahasiswa anggota UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) memegang spanduk dengan kata-kata, "Selamat Datang Saudaraku - Luruskan Niat, Maksimalkan Usaha, Perbanyak Doa...". 

    Baca: Tema Ospek Kontroversial, Sudah Biasa Tuh


    Selain mengunggah foto, Hendri juga menulis komentar: 

    "Kira-kira beginilah cara kami mengisi kegiatan ospek mahasiswa baru, kami mengerti bagaimana cara memperlakukan para adinda-adinda tercinta. kami faham bahwa ilmu dan adab itu harus dibawa beriringan. Pun tidak terbesit dihati kami untuk mempermainkan agama, apalagi mengolok Tuhan. silahkan dibaca itu isi spanduk dari salah satu UKM di kampus kami, sambutan hangat & untaian nasehat. Tolonglah jangan dipukul rata pandangan kalian tentang UIN. Jangan kalian nyinyir terhadap institusi yang menaungi kami hanya karena ulah segelintir oknum. Tulisan ini hadir bukan utk komparasi antar kampus, saya hanya ingin merespon kata-kata 'nyinyir' mereka yg memukul rata soal kampus UIN. Salam Respect!" 

    Baca: Panitia Ospek "Tuhan Membusuk" Dipolisikan

    Ketika berbincang dengan Okezone, Rabu (3/9/2014), Hendri mengaku terpukul begitu insiden ospek UIN Sunan Ampel menyeruak. Pasalnya, masyarakat umumnya langsung memukul rata pendapat mereka tentang mahasiswa UIN mana pun. Padahal, kata Hendri, banyak mahasiswa UIN yang belajar dengan sungguh-sungguh. Sayangnya, masyarakat tidak mau tahu kontroversi ini berasal dari mana, yang mereka tahu adalah mahasiswa UIN. 

    "Jangan sampai citra UIN jadi buruk karena satu insiden ini saja. Kampus kan diisi orang dengan beragam latar belakang dan memiliki banyak organisasi. Jadi memang bisa saja menimbulkan kontroversi, tapi itu hanya ulah oknum," ujar Hendri. 

    Baca: Ospek untuk Perkenalan Kampus, Bukan Tebar Ideologi

    Pada kegiatan Opak, Hendri juga terlibat sebagai panitia. Jabatannya,liasion officer. Tugasnya, mendampingi maba dan memberikan berbagai informasi yang mereka butuhkan. 

    Mahasiswa Hubungan Internasional ini menegaskan, maba di kampusnya disambut dengan hangat dan dalam suasana nyaman. Bahkan para panitia dilarang keras menyakiti maba. 

    "Jangankan menghukum fisik, berkata kasar saja tidak boleh karena itu akan menyakiti psikis maba," imbuh cowok yang aktif di International Studies Club (ISC) itu.  

    bc. http://kampus.okezone.com/read/2014/09/03/373/1033630/tolak-kontroversi-uin-jakarta-gelar-ospek-simpatik 

    Tolak Kontroversi, UIN Jakarta Gelar Ospek Simpatik

    JAKARTA - Orientasi pengenalan kampus (ospek) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya, menuai kontroversi setelah foto spanduk kegiatan tersebut tersebar di media jejaring sosial, Facebook. Pasalnya, tema kegiatan cukup ekstrim yakni "Tuhan Membusuk; Rekonstruksi Fundamentalisme Menuju Islam Kosmopolitan". 

    Tolak Kontroversi, UIN Jakarta Gelar Ospek Simpatik
    Baca: Ospek UIN Sunan Ampel Menuai Kontroversi

    Sontak, foto tersebut dikomentari banyak pihak. Tidak sedikit pula yang menyamaratakan para mahasiswa UIN sebagai anak-anak muda liberal. Bahkan, kasus ini bergulir ke kepolisian meskipun Rektor UIN Sunan Ampel Abd A'la sudah meminta maaf ke publik dan para mahasiswa pembuat tema mengklarifikasi maksud mereka. 

    Baca: Ospek "Tuhan Membusuk", Rektor UIN Surabaya Minta Maaf
    Nyatanya, tidak semua mahasiswa UIN seliberal predikat tersebut. Inilah yang coba dibuktikan oleh salah seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Hendri Satrio. Dalam akun Facebook-nya, Hendri mengunggah foto kegiatan ospek Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Syarif Hidayatullah yang memakai pendekatan simpatik. Kegiatan ospek mereka dinamai Orientasi Pengenalan Akademik (Opak).

    Dalam foto tersebut terpampang back drop di panggung bertuliskan tema "Opak Membangun Karakter Bangsa Melalui Pengembangan Keislaman dan Ke-Indonesiaan". Sementara di bagian bawah panggung, tampak para mahasiswa anggota UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) memegang spanduk dengan kata-kata, "Selamat Datang Saudaraku - Luruskan Niat, Maksimalkan Usaha, Perbanyak Doa...". 

    Baca: Tema Ospek Kontroversial, Sudah Biasa Tuh


    Selain mengunggah foto, Hendri juga menulis komentar: 

    "Kira-kira beginilah cara kami mengisi kegiatan ospek mahasiswa baru, kami mengerti bagaimana cara memperlakukan para adinda-adinda tercinta. kami faham bahwa ilmu dan adab itu harus dibawa beriringan. Pun tidak terbesit dihati kami untuk mempermainkan agama, apalagi mengolok Tuhan. silahkan dibaca itu isi spanduk dari salah satu UKM di kampus kami, sambutan hangat & untaian nasehat. Tolonglah jangan dipukul rata pandangan kalian tentang UIN. Jangan kalian nyinyir terhadap institusi yang menaungi kami hanya karena ulah segelintir oknum. Tulisan ini hadir bukan utk komparasi antar kampus, saya hanya ingin merespon kata-kata 'nyinyir' mereka yg memukul rata soal kampus UIN. Salam Respect!" 

    Baca: Panitia Ospek "Tuhan Membusuk" Dipolisikan

    Ketika berbincang dengan Okezone, Rabu (3/9/2014), Hendri mengaku terpukul begitu insiden ospek UIN Sunan Ampel menyeruak. Pasalnya, masyarakat umumnya langsung memukul rata pendapat mereka tentang mahasiswa UIN mana pun. Padahal, kata Hendri, banyak mahasiswa UIN yang belajar dengan sungguh-sungguh. Sayangnya, masyarakat tidak mau tahu kontroversi ini berasal dari mana, yang mereka tahu adalah mahasiswa UIN. 

    "Jangan sampai citra UIN jadi buruk karena satu insiden ini saja. Kampus kan diisi orang dengan beragam latar belakang dan memiliki banyak organisasi. Jadi memang bisa saja menimbulkan kontroversi, tapi itu hanya ulah oknum," ujar Hendri. 

    Baca: Ospek untuk Perkenalan Kampus, Bukan Tebar Ideologi

    Pada kegiatan Opak, Hendri juga terlibat sebagai panitia. Jabatannya,liasion officer. Tugasnya, mendampingi maba dan memberikan berbagai informasi yang mereka butuhkan. 

    Mahasiswa Hubungan Internasional ini menegaskan, maba di kampusnya disambut dengan hangat dan dalam suasana nyaman. Bahkan para panitia dilarang keras menyakiti maba. 

    "Jangankan menghukum fisik, berkata kasar saja tidak boleh karena itu akan menyakiti psikis maba," imbuh cowok yang aktif di International Studies Club (ISC) itu.  

    bc. http://kampus.okezone.com/read/2014/09/03/373/1033630/tolak-kontroversi-uin-jakarta-gelar-ospek-simpatik 


    Oleh: Zalqornaen Ramdhana S. Gufron


    Ketujuh mahasiswa ini terdiri dari empat mahasiswa FISIP serta masing-masing satu dari Fakutas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, dan Psikologi.


    Tujuh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, menghadiri acara pembukaan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL di Aula Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) di Jl. Kalibata Utara no.84, Jakarta Selatan, Ahad (7/9/2014). Ketujuh mahasiswa ini terdiri dari empat mahasiswa FISIP serta masing-masing satu dari Fakutas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, dan Psikologi.

    Acara yang juga dihadiri oleh aktivis dari berbagai lembaga dan organisasi kampus seperti LDK, KAMMI, dan Chapter ITJ se-Jadetabek ini merupakan rangkaian awal dari program Sekolah Pemikiran Islam yang sedianya akan berlangsung hingga akhir November 2014. Pembukaan SPI ini didahului dengan Studium Generale yang membahas seputar Sirah Nabawiyah.

    Dalam agenda perdananya ini, SPI mendatangkan dua narasumber. Ust. Asep Sobari, Lc. mempresentasikan materi tentang as-sabiquun al-awwaluun, sedangkan Ust. Hilman Rosyad, Lc. memberikan materi tentang ahlu ash-shuffah. Peserta tampak antusias mendengarkan kedua materi yang diberikan oleh kedua narasumber.

    “Sebagai anak muda dan aktivis dakwah, kita tentunya harus turut serta dalam mendukung perkembangan Islam. Kita juga harus aktif dalam menangkal pemikiran-pemikiran Islam yang menyimpang yang sedang marak-maraknya merasuki dunia kampus. Untuk itu, saya mendukung agenda-agenda yang diselenggarakan oleh Sekolah Pemikiran Islam ini,” ungkap Hanif, mahasiswa FISIP UIN Jakarta.

    Di akhir acara, Ust. Akmal Sjafril menyampaikan silabus, informasi, dan pengarahan kepada seluruh peserta perihal peraturan dan penugasan selama belajar di Sekolah Pemikiran Islam. Tak lupa beliau memaparkan sejumlah strategi untuk meng-counter pemikiran islam yang menyimpang, khususnya di lingkungan kampus.


    Artikel ini dimuat di http://www.islamedia.co/2014/09/tujuh-mahasiswa-uin-jakarta-menghadiri.html 

    Tujuh Mahasiswa UIN Jakarta Menghadiri Pembukaan Sekolah Pemikiran Islam


    Oleh: Zalqornaen Ramdhana S. Gufron


    Ketujuh mahasiswa ini terdiri dari empat mahasiswa FISIP serta masing-masing satu dari Fakutas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, dan Psikologi.


    Tujuh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, menghadiri acara pembukaan Sekolah Pemikiran Islam (SPI) #IndonesiaTanpaJIL di Aula Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) di Jl. Kalibata Utara no.84, Jakarta Selatan, Ahad (7/9/2014). Ketujuh mahasiswa ini terdiri dari empat mahasiswa FISIP serta masing-masing satu dari Fakutas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, dan Psikologi.

    Acara yang juga dihadiri oleh aktivis dari berbagai lembaga dan organisasi kampus seperti LDK, KAMMI, dan Chapter ITJ se-Jadetabek ini merupakan rangkaian awal dari program Sekolah Pemikiran Islam yang sedianya akan berlangsung hingga akhir November 2014. Pembukaan SPI ini didahului dengan Studium Generale yang membahas seputar Sirah Nabawiyah.

    Dalam agenda perdananya ini, SPI mendatangkan dua narasumber. Ust. Asep Sobari, Lc. mempresentasikan materi tentang as-sabiquun al-awwaluun, sedangkan Ust. Hilman Rosyad, Lc. memberikan materi tentang ahlu ash-shuffah. Peserta tampak antusias mendengarkan kedua materi yang diberikan oleh kedua narasumber.

    “Sebagai anak muda dan aktivis dakwah, kita tentunya harus turut serta dalam mendukung perkembangan Islam. Kita juga harus aktif dalam menangkal pemikiran-pemikiran Islam yang menyimpang yang sedang marak-maraknya merasuki dunia kampus. Untuk itu, saya mendukung agenda-agenda yang diselenggarakan oleh Sekolah Pemikiran Islam ini,” ungkap Hanif, mahasiswa FISIP UIN Jakarta.

    Di akhir acara, Ust. Akmal Sjafril menyampaikan silabus, informasi, dan pengarahan kepada seluruh peserta perihal peraturan dan penugasan selama belajar di Sekolah Pemikiran Islam. Tak lupa beliau memaparkan sejumlah strategi untuk meng-counter pemikiran islam yang menyimpang, khususnya di lingkungan kampus.


    Artikel ini dimuat di http://www.islamedia.co/2014/09/tujuh-mahasiswa-uin-jakarta-menghadiri.html 

         Setelah pembahasan tentang keutamaan shalat dhuha di atas, sekarang AL FATH ingin memperkenalkan salah satu kegiatan mingguan rutin divisi Syi’ar LDK Komda FISIP yang bernama “Dhugem” alias Dhuha Gembira !
         Kegiatan Dhugem merupakan kegiatan sholat dhuha di masjid FISIP yang rutin diadakan setiap hari selasa dan kamis. So, setiap hari selasa dan kamis kalian insyaa allah akan menemukan lambang kegiatan dhugem yang berupa standing banner serta kardus berisi permen yang permennya boleh diambil secara cuma-cuma bagi siapa saja yang menjalankan sholat dhuha di masjid FISIP pada hari yang disebutkan di atas. Tapi bukan berarti kalian tidak boleh melaksanakan dhuha selain pada hari tersebut loh, hanya saja kegiatan dhugem kami khususkan pada hari-hari tersebut agar memancing minat warga FISIP untuk menjalankan ibadah sholat dhuha.
        Lalu tunggu apa lagi kawan ? Yuk kita sholat dhuha ! :D


    “Dhugem” ala Komda FISIP

         Setelah pembahasan tentang keutamaan shalat dhuha di atas, sekarang AL FATH ingin memperkenalkan salah satu kegiatan mingguan rutin divisi Syi’ar LDK Komda FISIP yang bernama “Dhugem” alias Dhuha Gembira !
         Kegiatan Dhugem merupakan kegiatan sholat dhuha di masjid FISIP yang rutin diadakan setiap hari selasa dan kamis. So, setiap hari selasa dan kamis kalian insyaa allah akan menemukan lambang kegiatan dhugem yang berupa standing banner serta kardus berisi permen yang permennya boleh diambil secara cuma-cuma bagi siapa saja yang menjalankan sholat dhuha di masjid FISIP pada hari yang disebutkan di atas. Tapi bukan berarti kalian tidak boleh melaksanakan dhuha selain pada hari tersebut loh, hanya saja kegiatan dhugem kami khususkan pada hari-hari tersebut agar memancing minat warga FISIP untuk menjalankan ibadah sholat dhuha.
        Lalu tunggu apa lagi kawan ? Yuk kita sholat dhuha ! :D


    Bismillahirahmanirahim
         Dari Nuaim bin Hammar Radhiallahu Anhu, Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman :Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (Shalat Dhuha), nanti akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari). (HR. Abu Daud No. 1289)

         Sesuai Hadist diatas, kali ini kita kan bahas perkara Shalat Dhuha. Dhuha secara etimologi adalah waktu terbitnya matahari. Jadi Shalat Dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari sepenggalahan naik hingga matahari mulai tergelincir ke barat. Kalau diukur dengan satuan jam di Indonesia kira-kira mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.30. Sementara hukum melaksanakan shalat dhuha ialah sunnah.

         Dalam Hadist lain menyebutkan :
    Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata kekasihku (Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan sampai aku mati; puasa tiga hari pada setiap bulan (ayyam al-bidh), shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari)
    Ada banyak keutamaan yang bisa kita peroleh dari shalat dhuha, enam diantaranya adalah sebagai berikut: 

    1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh

    2.  Ghanimah yang besar

    3. Akan dibangunkan sebuah rumah di surga bagi yang siapa yang rajin mengerjakan shalat dhuha.

    4. Akan memperoleh ganjaran dicukupkan rezekinya di sore hari.

    5. Semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta ala.

    6. Memperoleh pahala seperti pahala orang yang melaksanakan ibadah Umrah

         Shalat sunnah dhuha biasanya dilakukan dalam dua rakaat sekali salam, jadi jika hendak melaksanakan shalat dhuha sebanyak empat rakaat maka dibagi menjadi masing-masing dua rakaat.  Seperti yang kita tahu baik dalam melaksanakan ibadah sunnah maupun wajib haruslah disertai  dengan niat terlebih dahulu. Berikut adalah bacaan niat shalat dhuha.

       Ushallii sunnatadh-dhuhaa rakataini lillahi taaalaa.
    Artinya : aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat karena Allah taaalaa.
    begitu selesai membaca doa iftitah, lebih dianjurkan untuk membaca surah As-Syam setelah Al-fatihah pada rakaat pertama dan surah Ad-Dhuha pada rakaat kedua . Dilanjutkan dengan ruku, Itidal, sujud dan gerakan seperti pada shalat wajib.





    Pojok Fiqih: Shalat Dhuha

    Bismillahirahmanirahim
         Dari Nuaim bin Hammar Radhiallahu Anhu, Bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda : Allah Azza wa Jalla berfirman :Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat pada awal siang (Shalat Dhuha), nanti akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhirnya (sore hari). (HR. Abu Daud No. 1289)

         Sesuai Hadist diatas, kali ini kita kan bahas perkara Shalat Dhuha. Dhuha secara etimologi adalah waktu terbitnya matahari. Jadi Shalat Dhuha adalah shalat yang dikerjakan pada waktu dhuha, yakni ketika matahari sepenggalahan naik hingga matahari mulai tergelincir ke barat. Kalau diukur dengan satuan jam di Indonesia kira-kira mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.30. Sementara hukum melaksanakan shalat dhuha ialah sunnah.

         Dalam Hadist lain menyebutkan :
    Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu berkata kekasihku (Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan sampai aku mati; puasa tiga hari pada setiap bulan (ayyam al-bidh), shalat dhuha, dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari)
    Ada banyak keutamaan yang bisa kita peroleh dari shalat dhuha, enam diantaranya adalah sebagai berikut: 

    1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh

    2.  Ghanimah yang besar

    3. Akan dibangunkan sebuah rumah di surga bagi yang siapa yang rajin mengerjakan shalat dhuha.

    4. Akan memperoleh ganjaran dicukupkan rezekinya di sore hari.

    5. Semakin dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta ala.

    6. Memperoleh pahala seperti pahala orang yang melaksanakan ibadah Umrah

         Shalat sunnah dhuha biasanya dilakukan dalam dua rakaat sekali salam, jadi jika hendak melaksanakan shalat dhuha sebanyak empat rakaat maka dibagi menjadi masing-masing dua rakaat.  Seperti yang kita tahu baik dalam melaksanakan ibadah sunnah maupun wajib haruslah disertai  dengan niat terlebih dahulu. Berikut adalah bacaan niat shalat dhuha.

       Ushallii sunnatadh-dhuhaa rakataini lillahi taaalaa.
    Artinya : aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat karena Allah taaalaa.
    begitu selesai membaca doa iftitah, lebih dianjurkan untuk membaca surah As-Syam setelah Al-fatihah pada rakaat pertama dan surah Ad-Dhuha pada rakaat kedua . Dilanjutkan dengan ruku, Itidal, sujud dan gerakan seperti pada shalat wajib.





         IHSD (International Hijab Solidarity Day) merupakan momentum solidaritas untuk kebebasan wanita mengenakan hijab. Hal ini bermula dari banyaknya kasus diskriminasi yang timbul di negara bagian eropa terutama yang menimpa wanita muslim yang ingin menegakkan perintah agamanya untuk mengenakan hijab. Kasus yang terjadi mulai dari intimidasi hingga terjadinya pembunuhan muslimah yang terjadi di Jerman & Perancis karena ingin mempertahankan hijabnya melalui jalur konstitusi. Singkat peristiwa demi peristiwa akhirnya ummat muslim bersatu mengadakan konferensi ummat muslim di London yang dihadiri dari berbagai negara untuk membahas diskriminasi muslimah dalam mengenakan hijab terutama di negara eropa pada tanggal 4 September 2004 dan pada saat itu di hadiri juga oleh Syekh Yusuf Al Qardawi. Akhinya forum menyepakati tanggal 4 September sebagai hari hijab sedunia atau International Hijab Solidarity Day (IHSD).


    International Hijab Solidarity Day

         IHSD (International Hijab Solidarity Day) merupakan momentum solidaritas untuk kebebasan wanita mengenakan hijab. Hal ini bermula dari banyaknya kasus diskriminasi yang timbul di negara bagian eropa terutama yang menimpa wanita muslim yang ingin menegakkan perintah agamanya untuk mengenakan hijab. Kasus yang terjadi mulai dari intimidasi hingga terjadinya pembunuhan muslimah yang terjadi di Jerman & Perancis karena ingin mempertahankan hijabnya melalui jalur konstitusi. Singkat peristiwa demi peristiwa akhirnya ummat muslim bersatu mengadakan konferensi ummat muslim di London yang dihadiri dari berbagai negara untuk membahas diskriminasi muslimah dalam mengenakan hijab terutama di negara eropa pada tanggal 4 September 2004 dan pada saat itu di hadiri juga oleh Syekh Yusuf Al Qardawi. Akhinya forum menyepakati tanggal 4 September sebagai hari hijab sedunia atau International Hijab Solidarity Day (IHSD).


         Baru-baru ini, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melaksanakan salah satu agenda penyambutan mahasiswa baru 2014. Agenda tersebut bertemakan “Selamat Datang Saudaraku” atau yang disingkat dengan SDS. Berbagai kegiatan mewarnai agenda SDS, salah satunya  pembukaan stand pelayanan informasi yang telah berlangsung sejak daftar ulang maba via jalur SBMPTN hingga SPMB Mandiri.
         “Para mahasiswa baru rata-rata menanyakan mengenai cara-cara mendaftar. Meskipun sudah ada papan informasi tentang hal itu, toh tetap saja mereka bertanya langsung. Mungkin dianggap lebih praktis ketimbang harus membaca”, kata Zahida Farhati, relawan informasi yang sedang bertugas di lantai dasar Gedung Pusat Pelayanan Akademik Terpadu atau lebih dikenal dengan Gedung Administrasi Akademik, Selasa (12/8). Meskipun tak terlalu strategis, ruangan tersebut memang menjadi pusat pelayanan informasi LDK yang  juga memasang spanduk bertuliskan: Student Information Center. Ruangan itu juga dilengkapi dengan fasilitas laptop milik pribadi yang terkoneksi dengan jaringan internet (wi-fi).
    Bersambung ke hal. 2


     Sambungan hal 1…
    “Kami juga sediakan fasilitas internet sehingga para mahasiswa baru dapat mendaftar secara online dengan mudah”, kata mahasiswa semester 9 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) itu.
    Untuk melayani informasi tersebut, konon LDK melakukannya secara  shif atau bergilir. Shif itu misalnya disesuaikan dengan masa pendaftaran fakultas dan petugas relawan. Sebagai contoh, jika masa pendftarannya untuk mahasiswa FITK seperti tanggal 11-12 Agustus 2014, relawan yang bertugas pun diupayakan dari mahasiswa fakultas bersangkutan. Hal itu dilakukan agar saat ada mahasiswa baru yang bertanya soal system perkuliahan di FITK relawan tersebut dapat menjawab.
       “Tapi shif cara demikian relative, kami kadang-kadang fleksibel saja”, ujar Alendy Senda Ketua Tim Relawan Informasi dari LDK.
    Dalam agenda SDS tersebut, LDK juga memfasilitasi penginapan bagi maba yang belum memiliki tempat tinggal di sekitar kampus. Selain itu, penampilan LDK Syahid di auditorium Harun Nasution pada saat demo UKM berlangsung menambah semaraknya agenda SDS dengan menampilkan orasi dan nasyid serta membagikan stiker yang bertuliskan Selamat Datang Saudaraku kepada maba yang hadir. Lalu, apakah alasan agenda LDK yang satu ini harus bernama SDS ? Kenapa harus Selamat Datang Saudaraku ? Kenapa bukan Selamat Datang Mahasiswa Baru ? Jawabannya karena dalam LDK #KitaAdalahSaudara,  saudara selamanya. (Lita)


    Selamat Datang Saudaraku !

         Baru-baru ini, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melaksanakan salah satu agenda penyambutan mahasiswa baru 2014. Agenda tersebut bertemakan “Selamat Datang Saudaraku” atau yang disingkat dengan SDS. Berbagai kegiatan mewarnai agenda SDS, salah satunya  pembukaan stand pelayanan informasi yang telah berlangsung sejak daftar ulang maba via jalur SBMPTN hingga SPMB Mandiri.
         “Para mahasiswa baru rata-rata menanyakan mengenai cara-cara mendaftar. Meskipun sudah ada papan informasi tentang hal itu, toh tetap saja mereka bertanya langsung. Mungkin dianggap lebih praktis ketimbang harus membaca”, kata Zahida Farhati, relawan informasi yang sedang bertugas di lantai dasar Gedung Pusat Pelayanan Akademik Terpadu atau lebih dikenal dengan Gedung Administrasi Akademik, Selasa (12/8). Meskipun tak terlalu strategis, ruangan tersebut memang menjadi pusat pelayanan informasi LDK yang  juga memasang spanduk bertuliskan: Student Information Center. Ruangan itu juga dilengkapi dengan fasilitas laptop milik pribadi yang terkoneksi dengan jaringan internet (wi-fi).
    Bersambung ke hal. 2


     Sambungan hal 1…
    “Kami juga sediakan fasilitas internet sehingga para mahasiswa baru dapat mendaftar secara online dengan mudah”, kata mahasiswa semester 9 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) itu.
    Untuk melayani informasi tersebut, konon LDK melakukannya secara  shif atau bergilir. Shif itu misalnya disesuaikan dengan masa pendaftaran fakultas dan petugas relawan. Sebagai contoh, jika masa pendftarannya untuk mahasiswa FITK seperti tanggal 11-12 Agustus 2014, relawan yang bertugas pun diupayakan dari mahasiswa fakultas bersangkutan. Hal itu dilakukan agar saat ada mahasiswa baru yang bertanya soal system perkuliahan di FITK relawan tersebut dapat menjawab.
       “Tapi shif cara demikian relative, kami kadang-kadang fleksibel saja”, ujar Alendy Senda Ketua Tim Relawan Informasi dari LDK.
    Dalam agenda SDS tersebut, LDK juga memfasilitasi penginapan bagi maba yang belum memiliki tempat tinggal di sekitar kampus. Selain itu, penampilan LDK Syahid di auditorium Harun Nasution pada saat demo UKM berlangsung menambah semaraknya agenda SDS dengan menampilkan orasi dan nasyid serta membagikan stiker yang bertuliskan Selamat Datang Saudaraku kepada maba yang hadir. Lalu, apakah alasan agenda LDK yang satu ini harus bernama SDS ? Kenapa harus Selamat Datang Saudaraku ? Kenapa bukan Selamat Datang Mahasiswa Baru ? Jawabannya karena dalam LDK #KitaAdalahSaudara,  saudara selamanya. (Lita)


    Diberdayakan oleh Blogger.

    Followers

    Total Tayangan Halaman

    Pages - Menu

    Flickr Images

    Popular Posts

    About

    Flickr Gallery

    Popular Posts

    back to top